DINASTI ISYANA TAHUN 947

DINASTI ISYANA TURUN DINASTI MATARAM KUNO DI MEDANG KAMULAN PADA TAHUN 947

Wawa ( 924-929) Serta merta tampil sebagai penguasa di jawa tengah, di bantu pateh sekaligus menantunya, Mpu Sendok, Wawa  dig anti Mpu Sendok (929-947), yang terkenal sebagai Raja berjiwa Prajurit ,⁸ dan sangat toleranterhadap pemeluk Agama Budha Mahayana , serat sang Hyang Kamahayanikan berhasil di gugah ke dalam bahasa jawa kuno dari bahasa sang Sansekerta. Cerita ini memuat tentang dewa dewa yang mirip dengan relif yang ada pada candi Borobudur, sebuah kitab Agama Hindu syiwa, Brahmandapurana  yang berisikan kosmogoni, sejarah para resi, dan cerita pertikaian antar kasta juga di terbitkan dalam waktu hamper bersamaan.

Mpu sendok secara mendadak memindahkan pemerintah Mataram berikut banyak warganya ke lembah hulu kali Brantas, jawa timur, hal ini mungkin di karenakan bencana alam yang dasyat, apakah karena meletusnya Gunung berapi ataukah wabah penyakit, tidak dapat di ketahui dengan pasti sebab musibahnya, kalaulah sejak itu kerajaan di Jawa tengah sisi “setruktur pisikal” tampak berakir, namun Mpu sendok kokoh melestarikan, tetap bergelar Raja Mataram. Jawa tengah dan bumi Kanjuruhan Jawa timur (gambar2).

Mpu Sendok, menurut prasasti airlangga (kini berada di museum Calcuta), di gantikan putrinya, Sri Isyanatunggawijaya. Dari perkawinanya dengan raja Sri Lokapala Isyanatunggawijaya di karyai satu putra, Mangkutawangsawardhana, dan dua cucu perempuan, salah satu cucunya, Mahendradata, gunapria darma putri menikah dengan raja bali, Darma Udayana Warmadewa (989-1022), dan berputra Airlangga (lahir 1000).

Sri darmawangsa Teguh Anantawikramatunggadewa Menikah dengan cucu Isyanatunggawijaya yang lain dan mewarisi tahta mertuanya (991-1016), selama pemerintahanya di terbitkan berbagai karya, di antaranya Kakawin Mahabarata⁹  yang bdi terjemahkan ke bahasa jawa kuno dari kitab Mahabarata India. Darmawangsa menyerang Sriwijaya untuk merebut bagiaan selatan wilayah agar dapat menguasai selat sendayang sangat penting bagi perdagangan (992).

 Sriwijaya di bantu Raja Wurawuri di semenanjung melayu membalas serangan darmawangsa teguh 91016). Serangan terjadi pada waktu pesta perkawinan agung antara putrid darmawangsa, SRI dan AIRLANGGA (16 th), keponakannya, Raja dan para pembesar gugur, Tumpas-Tapis, namum Airlangga dan pengiring setianya, narattoma, dapat menyingkir ke pegunungan Wonogiri. Mereka hidub bersama-sama para pendeta Hindu, dan Biksu budha selama dua tahun.

Airlangga , untuk  menduduki tahta kerajaan, memaanfatkan situasi Vacum of power di   vbvxjawa timur ketika tentara penduduk Wura wuri di sana terpaksa di tarik kemali ke semenanjung melayu yang tengah di serang Kolomandala dari india selatan, Airlangga mengawini seorang putrid Sriwijaya, tyentunya berpotensi mereduksi ancaman dari lawan.

Tinggalkan komentar